PEKANBARU (ANews) - Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Pekanbaru (Riau), menyelenggarakan kuliah umum dengan tajuk; pemberdayaan “critical thinking, techniques of book and journal reviews” (pemberdayaan berpikir kritis, teknik resensi buku dan jurnal), di Pekanbaru, Jumat (14/2/2025).
Tampil sebagai narasumber pada kuliah umum itu adalah Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) Prof. Drs. H. Saiful Anwar Matondang, M.A, Ph.D.
Sedangkan Kepala LL Dikti Wilayah XVII Riau dan Kepulauan Riau Dr H Nopriadi SKM MKes, turut hadir sekaligus memberikan kata sambutan dan membuka acara tersebut.
Menurut Dr. Salim Aktar, M.Pd, Direktur PSDKU Unpri Kampus Pekanbaru mengungkapkan peta jalan PSDKU Unpri Pekanbaru yang telah dijalankan yaitu telah memiliki program studi S1 Manajemen, S1 Sistem Informasi dan S1 Psikologi, S1 Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kedokteran dan S2 Kesehatan Masyarakat.
“Kegiatan hari ini sangat luar biasa karena pakar yang diundang adalah pakar critical book dan journal riview,” ujar Salim Aktar merujuk narasumber kuliah umum Prof. Drs. H. Saiful Anwar Matondang, M.A, Ph.D.
Sementara itu, Kepala LL Dikti XVII, Dr H Nopriadi SKM MKes menyampaikan apresiasi kepada PSDKU Unpri Pekanbaru dalam meningkatkan mutu, kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas sarana prasarana.
Dia menyebutkan, bahwa Kepala LL Dikti Wilayah 1 Saiful Anwar Matondang merupakan kakak sulung LL Dikti Wilayah XVII dan tempat bertanya sebagai LL Dikti yang paling bungsu.
Rugi 3 kali dalam peradaban
Kepala LL Dikti Wilayah I Saiful Anwar Matondang mengatakan bahwa Indonesia mengalami kerugian 3 kali dalam peradaban. Kita tidak ada hubungan langsung dengan peradaban Persia, Mesir dan Tiongkok. Membaca, menulis dan berhitung merupakan dasar dari critical thinking.
“Critical thinking untuk mereview buku, caranya baca terlebih dahulu judul dan daftar isinya dua tiga kali, baru dalami buku tersebut. Inti dari critical thinking adalah penyelesaian masalah,” katanya.
Untuk memulai critical book, kata Saiful Anwar Matondang, dimulai dari melihat dan mencari ide utama buku, memilih 3 argumen positif penulis dan 3 kelemahan dari argument tersebut, menulis ringkasan buku 5 sampai 8 halaman, memberikan masukan dan untuk jurnal memberi masukan kepada peneliti selanjutnya. Menurut Saiful Anwar Matondang, Indonesia tidak memiliki peradaban baca tulis dan hitung yang kuat seperti Tiongkok dan Arab yang memiliki peradabannya sendiri.